Teks 1
Terjadinya Siang dan Malam
Setiap hari kita mengalami perputaran waktu siang dan malam. Bumi mengalami masa terang dan gelap dalam waktu tertentu. Manusia menjalankan aktivitas setiap hari pada waktu-waktu tersebut, mulai terbit hingga terbenamnya matahari. Perputaran waktu tersebut bagi manusia adalah bagian dari perjalanan hidup di Bumi. Namun, banyak manusia yang tidak mau tahu tentang proses alami terjadinya perputaran waktu tersebut. Lalu, bagaimana sebenarnya peristiwa siang dan malam bisa terjadi?
Bumi merupakan salah satu planet yang terdapat dalam tata surya. Bumi melakukan dua perputaran sekaligus, yaitu berputar mengelilingi Matahari dan berputar pada porosnya. Bumi mengelilingi Matahari dalam satu putaran memerlukan waktu 36514 hari atau kurang lebih satu tahun. Berkaitan dengan Matahari, Bumi berputar pada porosnya dalam satu putaran memerlukan waktu sekitar 24 jam. Waktu tersebut juga disebut satu hari bagi manusia. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya waktu siang dan malam di Bumi.
Selama 24 jam waktu Bumi berputar mengitari porosnya, ada kalanya sebagian wajah Bumi berhadapan dengan Matahari. Pada saat itulah bagian wajah Bumi mengalami peristiwa siang. Seiring dengan perputaran, wajah Bumi yang semula berhadapan dengan Matahari, kemudian berbalik dan membelakangi Matahari sehingga sisi wajah Bumi tersebut tidak disinari Matahari. Dengan demikian, bagian Bumi tersebut mengalami peristiwa malam.
Ada pula hal menarik pada perputaran Bumi tersebut. Manusia yang hidup di wilayah ekuator atau garis imajiner yang membelah bagian Utara dan Selatan Bumi mengalami panjang waktu siang dan malam hampir sama, yaitu rata-rata 12 jam. Berbaqai lokasi di Bumi pada umumnya disinari matahari selama 12 jam per hari. Namun, di termpat-tempat tertentu, panjang siang dan malam pada waktu tertentu di sepanjang tahun berbeda. Ada kalanya suatu tempat di bagian Utara atau Selatan garis ekuator mengalami waktu siang atau malam yang lebih panjang.
Perbedaan panjang waktu siang dan malam ini juga disebabkan berputarnya Bumi terhadap matahari (revolusi). Hal yang perlu kita ketahui adalah poros atau sumbu Bumi ternyata memiliki kemiringan 23,50 terhadap Matahari. Kemiringan poros Bumi ini tidak hanya menyebabkan waktu silang atau malam yang lebih panjang di wilayah tertentu, tetapi juga berpengaruh pada terjadinya perubahan musim (panas, dingin, gugur, dan semi) di Bumi, terutama di wilayah yang berjauhan dengan garis ekuator. Begitulah proses alamiah terjadinya siang dan malam yang selalu kita rasakan dan alami setiap hari.
Sumber: Mafrukhi, Sawali, Wahono. (2016). Mahir Berbahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Teks 2
Penindasan
(Bullying)
Penindasan
(Bullying) adalah penggunaan kekerasan, ancaman, atau paksaan untuk
menyalahgunakan atau mengintimidasi orang lain. Perilaku ini dapat menjadi
suatu kebiasaan dan melibatkan ketidakseimbangan kekuasaan sosial atau fisik.
Hal ini dapat mencakup pelecehan secara lisan atau ancaman, kekerasan fisik
atau paksaan dan dapat diarahkan berulang kali terhadap korban tertentu,
mungkin atas dasar ras, agama, gender, seksualitas, atau kemampuan. Tindakan
penindasan terdiri atas empat jenis, yaitu secara emosional, fisik, verbal, dan
cyber. Budaya penindasan dapat berkembang dimana saja selagi terjadi interaksi
antar manusia, dari mulai di sekolah, tempat kerja, rumah tangga, dan
lingkungan.
Bully
biasanya muncul di usia sekolah. Pelaku Bully memiliki karakteristik tertentu.
Umumnya mereka adalah anak-anak yang berani, tidak mudah takut, dan memiliki
motif dasar tertentu. Motif utama yang biasanya ditenggarai terdapat pada
pelaku Bully adalah adanya agresifitas. Padahal, ada motif lain yang juga bisa
dimiliki pelaku Bully, yaitu rasa rendah diri dan kecemasan. Bully menjadi
bentuk pertahanan diri (defence mechanism) yang digunakan pelaku untuk menutupi
perasaan rendah diri dan kecemasannya tersebut. “Keberhasilan” pelaku melakukan
tindakan bully bukan tak mungkin berlanjut ke bentuk kekerasan lainnya, bahkan
yang lebih dramatis.
Ada
yang menarik dari karakteristik pelaku dan korban Bully. Korban Bully mungkin
memiliki karakteristik yang bukan pemberani, memiliki rasa cemas, rasa takut,
rendah diri, yang kesemuanya itu (masing-masing atau sekaligus) membuat si anak
menjadi korban Bully. Akibat mendapat perlakuan ini, korban pun mungkin sekali
menyimpan dendam atas perlakuan yang ia alami.Selanjutnya, bukan tak mungkin,
korban Bully, menjadi pelaku Bully pada anak lain yang ia pandang sesuai dengan
tujuannya, yaitu untuk mendapat kepuasan dan membalaskan dendam. Ada proses
belajar yang sudah ia jalani dan ada dendam yang tak terselesaikan. Kasus di
sekolah-sekolah, dimana kakak kelas melakukan Bully pada adik kelas, dan
kemudian Bully berlanjut ketika si adik kelas sudah menjadi kakak kelas dan ia
kemudian melakukan Bully pada adik kelasnya yang baru, adalah contoh dari pola
Bully yang dijelaskan di atas.
Alasan
bullying disekolah saat ini semakin meluas salah satunya adalah karena sebagian
besar korban enggan menceritakan pengalaman mereka kepada pihak yang mempunyai
kekuatan untuk mengubah cara berfikir mereka dan menghentikan siklus bullying,
yaitu pihak sekolah dan orangtua. Korban merahasiakan bullying yang mereka
derita karena takut pelaku akan semakin mengintensifkan bullying mereka.
Akibatnya korban bisa semakin menyerap ”falsafah” bullying yang didapat dari
seniornya.
Sumber: https://semuacontoh.blogspot.com/2017/02/teks-eksplanasi-fenomena-sosial-bullying.html
Teks 3
Wayang
sebagai Warisan Budaya Indonesia
Wayang merupakan suatu
bentuk boneka tiruan yang terbuat dari kulit dan sebagainya yang digunakan
untuk memerankan seorang tokoh. Wayang juga merupakan budaya yang berkembang
pesat, khususnya di Jawa dan Bali. Wayang inilah yang menjadi warisan budaya benda
yang telah diakui oleh UNESCO sejak tanggal 7 November 2003. Wayang sebagai
seni pertunjukkan drama tradisional yang meliputi seni musik, seni suara, seni
rupa, seni sastra, seni tutur, dan lainnya. Sehingga pembawaan ceritanya akan
memiliki amanat atau pesan moral bagi kehidupan manusia.
Awal mulanya, wayang hanyalah sebagai hiburan dengan
mementaskan dram yang menggunakan boneka tiruan. Namun seiring masuknya agama
islam ke Indonesia, wayamg digunakan sebagai media dakwah penyebaran agama
islam oleh para sunan, khususnya di tanah Jawa. Dalam pertunjukkannya atau
pagelarannya, budaya kesenian wayang dibawakan oleh seorang dalang yang
bertugas sebagai narator yang membawakan cerita. Wayang dibuat seakan-akan
memerankan tokohnya masing-masing. Contohnya pada cerita Ramayana, untuk
memerankan tokoh di dalamnya sudah tersedia wayang yang memiliki karakteristis
dan watak yang sama seperti aslinya. Misalnya Ramayana yang berwatak ksatria,
dan Anoman yang berwatak pemberani.
Dalang memainkan wayang di
balik kelir atau layar yang terbuat dari kain putih. Selanjutnya, untuk
menghasilkan efek bayangan, dibaliknya akan disorot dengan blencong (lampu
minyak) atau lampu listrik. Nah, dari sinilah akan tercipta sebuah karya seni
bayangan yang jatuh ke kelir. Kemudian dalang akan menceritakan kisah-kisah
yang mengangkat tentang Cerita Ramayana. Tak hanya kisah Cerita Ramayana, tapi
ada juga kisah Mahabharata. Kedua cerita inilah yang sering digunakan dalam
pagelaran wayang pada umumnya. Namun, dalang tidak terbatasi oleh itu, dalang
juga bisa memainkan lakon carangan (gubahan) dan cerita panji.
Untuk menambah keindahan dan
mencegah kebosanan, suatu pagelaran wayang juga selalu diiringi dengan musik
gamelan. Lalu para sinden akan menyanyikan tembang jawa atau tembang khas daerah.
Selain sebagai hiburan yang memiliki nilai moral kehidupan, wayang juga erat
kaitannya dengan hal mistis. Misalnya selain diadakan untuk memperingati
hari-hari besar nasional atau keagamaan, wayang juga sering digelar untuk acara
ruwatan, yaitu upacara membebaskan orang dari nasib buruk. Baik untuk meruwat
orang maupun meruwat bumi. Upacara ruwat yang menggunakan wayang biasanya
dilaksankan di tanah Jawa.
Wayang sebagai sarana
komunikasi, hiburan, dan keagamaan atau kepercayaan merupakan salah satu kearifan
lokal kekayaan budaya Indonesia yang patut kita jaga dan lestarikan. Mari kita
wariskan kepada genarasi bangsa untuk mempertahankan ciri khas kebudayaan
Indonesia, berupa wayang.
Sumber: https://www.bangmaul.com/2019/12/contoh-teks-eksplanasi-budaya-wayang.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar